Dairi: Sitinjo Pusat Perkembangan Umat Buddha
Umat Budha Rayakan Upacara Chau Tu di Vihara Saddavana TWI Sitinjo
Sidikalang, (Analisa)
Umat budha dari berbagai daerah merayakan upacara chau tu di Vihara Saddhavana Taman Wisata Iman Sitinjo Kabupaten Dairi. Kegiatan tersebut berlangsung selama delapan hari terhitung, Minggu (16/3).
Ketua panitia pelaksana, Chandra menjelaskan, Minggu (23/3) chau tu adalah agenda keagamaan umat budha yang digelar pada bulan dua Pinanggalan luar (bulan cheng beng).
Hal ini bermanfaat untuk mendoakan para leluhur, sanak saudara dan keluarga yang telah meninggal serta untuk semua makhluk yang ada di alam rendah, agar mereka dapat terlahir ke alam yang lebih bahagia.
Menurut ajaran budha, kata Chandra, satu-satunya cara menolong mereka yang berada di alam penderitaan adalah mengadakan upacara ulambana (chau tu) atau pelimpahan jasa.
Acara ini dipimpin para bhikkhu yang telah memperoleh kebajikan perilaku kehidupan suci. Mereka akan membacakan sutra dan mantra suci sebagai bagian ajaran sang Budha. Sehubungan itu dijelaskan, dengan mengikuti ajaran budha maka pelimpahan jasa dapat diterima oleh mereka yang berada di alam penderitaan – supaya dapat terlahir ke alam yang lebih bahagia.
Di alam kebahagiaan, mereka akan memberikan berkah kepada keluarga yang masih hidup.
Chanda mengatakan, acara ini punya nilai istimewa sekaligus membahagiakan karena momen ini sekaligus kesempatan untuk memberi dharma bhakti dan balas jasa kepada leluhur dan sanak keluarga yang sebelumnya telah mendahului kita.
Lebih rinci, disebutkan, upacara chau tu itu dipimpin Yang Mulia Bhikku Giri Vicaya (Shin San She) asal Pinang Malaysia dibantu bhikku dari Thiland, Singapura dan Medan.
Sidikalang, (Analisa)
Umat budha dari berbagai daerah merayakan upacara chau tu di Vihara Saddhavana Taman Wisata Iman Sitinjo Kabupaten Dairi. Kegiatan tersebut berlangsung selama delapan hari terhitung, Minggu (16/3).
Ketua panitia pelaksana, Chandra menjelaskan, Minggu (23/3) chau tu adalah agenda keagamaan umat budha yang digelar pada bulan dua Pinanggalan luar (bulan cheng beng).
Hal ini bermanfaat untuk mendoakan para leluhur, sanak saudara dan keluarga yang telah meninggal serta untuk semua makhluk yang ada di alam rendah, agar mereka dapat terlahir ke alam yang lebih bahagia.
Menurut ajaran budha, kata Chandra, satu-satunya cara menolong mereka yang berada di alam penderitaan adalah mengadakan upacara ulambana (chau tu) atau pelimpahan jasa.
Acara ini dipimpin para bhikkhu yang telah memperoleh kebajikan perilaku kehidupan suci. Mereka akan membacakan sutra dan mantra suci sebagai bagian ajaran sang Budha. Sehubungan itu dijelaskan, dengan mengikuti ajaran budha maka pelimpahan jasa dapat diterima oleh mereka yang berada di alam penderitaan – supaya dapat terlahir ke alam yang lebih bahagia.
Di alam kebahagiaan, mereka akan memberikan berkah kepada keluarga yang masih hidup.
Chanda mengatakan, acara ini punya nilai istimewa sekaligus membahagiakan karena momen ini sekaligus kesempatan untuk memberi dharma bhakti dan balas jasa kepada leluhur dan sanak keluarga yang sebelumnya telah mendahului kita.
Lebih rinci, disebutkan, upacara chau tu itu dipimpin Yang Mulia Bhikku Giri Vicaya (Shin San She) asal Pinang Malaysia dibantu bhikku dari Thiland, Singapura dan Medan.
Dairi: Sitinjo Pusat Perkembangan Umat Buddha
Reviewed by peace
on
8:21 AM
Rating: